Makalah 192   Paper 192
Penampakan di Galilea   Appearances in Galilee
192:0.1 (2045.1) PADA waktu para rasul meninggalkan Yerusalem ke Galilea, para pemimpin Yahudi sudah jauh lebih tenang. Karena Yesus muncul hanya kepada keluarga orang-orang percaya kerajaan, dan karena para rasul dalam persembunyian dan tidak melakukan pemberitaan publik, para penguasa Yahudi menyimpulkan bahwa gerakan injil itu, pada akhirnya, secara efektif dihancurkan. Mereka, tentu saja, gelisah oleh meningkatnya penyebaran desas-desus bahwa Yesus telah bangkit dari yang mati, tetapi mereka hanya bergantung kepada para penjaga yang disuap itu untuk melawan semua laporan tersebut dengan pengulangan cerita mereka bahwa sekawanan pengikutnya telah mengambil jenazah itu.   192:0.1 (2045.1) BY THE time the apostles left Jerusalem for Galilee, the Jewish leaders had quieted down considerably. Since Jesus appeared only to his family of kingdom believers, and since the apostles were in hiding and did no public preaching, the rulers of the Jews concluded that the gospel movement was, after all, effectually crushed. They were, of course, disconcerted by the increasing spread of rumors that Jesus had risen from the dead, but they depended upon the bribed guards effectively to counteract all such reports by their reiteration of the story that a band of his followers had removed the body.
192:0.2 (2045.2) Sejak saat itu, sampai para rasul tersebar oleh gelombang pasang penganiayaan, Petrus adalah kepala korps kerasulan yang diakui secara umum. Yesus tidak pernah memberinya wewenang seperti itu, dan rekan-rekan rasulnya tidak pernah secara resmi memilih dia untuk posisi tanggung jawab tersebut; ia secara alami menjabatnya dan memegangnya oleh persetujuan bersama dan juga karena dia adalah pengkhotbah utama mereka. Mulai saat itu pemberitaan publik menjadi urusan utama para rasul. Setelah kembalinya mereka dari Galilea, Matias, yang mereka pilih untuk menggantikan Yudas, menjadi bendahara mereka.   192:0.2 (2045.2) From this time on, until the apostles were dispersed by the rising tide of persecution, Peter was the generally recognized head of the apostolic corps. Jesus never gave him any such authority, and his fellow apostles never formally elected him to such a position of responsibility; he naturally assumed it and held it by common consent and also because he was their chief preacher. From now on public preaching became the main business of the apostles. After their return from Galilee, Matthias, whom they chose to take the place of Judas, became their treasurer.
192:0.3 (2045.3) Selama seminggu mereka menunggu di Yerusalem, Maria ibu Yesus menggunakan banyak waktunya bersama dengan para wanita percaya yang singgah di rumah Yusuf Arimatea.   192:0.3 (2045.3) During the week they tarried in Jerusalem, Mary the mother of Jesus spent much of the time with the women believers who were stopping at the home of Joseph of Arimathea.
192:0.4 (2045.4) Senin pagi-pagi ini ketika para rasul berangkat ke Galilea, Yohanes Markus ikut pergi bersama. Ia mengikuti mereka keluar dari kota, dan setelah mereka jauh melampaui Betania, ia dengan berani muncul di antara mereka, merasa yakin mereka tidak akan menyuruhnya pulang.   192:0.4 (2045.4) Early this Monday morning when the apostles departed for Galilee, John Mark went along. He followed them out of the city, and when they had passed well beyond Bethany, he boldly came up among them, feeling confident they would not send him back.
192:0.5 (2045.5) Para rasul berhenti beberapa kali dalam perjalanan ke Galilea untuk menceritakan kisah Guru mereka yang bangkit dan karena itulah baru tiba di Betsaida sangat larut malam pada hari Rabu. Siang hari pada hari Kamis barulah mereka semua bangun dan siap untuk sarapan.   192:0.5 (2045.5) The apostles paused several times on the way to Galilee to tell the story of their risen Master and therefore did not arrive at Bethsaida until very late on Wednesday night. It was noontime on Thursday before they were all awake and ready to partake of breakfast.
1. Penampakan di Tepi Danau ^top   1. Appearance by the Lake ^top
192:1.1 (2045.6) Sekitar jam enam Jumat pagi, 21 April, Guru dalam wujud morontia membuat penampakannya yang ketiga belas, dan yang pertama di Galilea, kepada sepuluh rasul saat perahu mereka mendekati pantai yang dekat dengan tempat pendaratan yang biasa di Betsaida.   192:1.1 (2045.6) About six o’clock Friday morning, April 21, the morontia Master made his thirteenth appearance, the first in Galilee, to the ten apostles as their boat drew near the shore close to the usual landing place at Bethsaida.
192:1.2 (2045.7) Setelah para rasul menghabiskan sore dan petang hari Kamis menunggu di rumah Zebedeus, Simon Petrus menyarankan agar mereka pergi menangkap ikan. Ketika Petrus mengusulkan perjalanan menangkap ikan, semua rasul memutuskan untuk ikut pergi bersama. Sepanjang malam mereka bekerja keras dengan jaring tetapi tidak menangkap ikan. Mereka tidak banyak mempedulikan kegagalan untuk mendapat hasil, karena mereka memiliki banyak pengalaman menarik untuk dibahas, hal-hal yang baru saja terjadi pada mereka di Yerusalem. Tapi ketika pagi tiba, mereka memutuskan untuk kembali ke Betsaida. Saat mereka mendekati pantai, mereka melihat seseorang di pantai, dekat pendaratan perahu, berdiri dekat api unggun. Pada awalnya mereka pikir itu Yohanes Markus, yang telah datang untuk menyambut mereka kembali dengan tangkapan mereka, tetapi saat mereka semakin dekat pantai, mereka lihat mereka keliru—orang itu terlalu tinggi dibandingkan Yohanes. Tidak disadari satupun dari mereka bahwa orang di pantai itu adalah Guru. Mereka sama sekali tidak mengerti mengapa Yesus ingin bertemu dengan mereka di tengah-tengah adegan hubungan mula-mula mereka sebelumnya dan di tempat terbuka dalam kontak dengan alam, jauh dari lingkungan tertutup Yerusalem dengan hubungan tragis ketakutan, pengkhianatan, dan kematiannya. Dia telah memberitahukan kepada mereka bahwa, jika mereka pergi ke Galilea, dia akan bertemu mereka di sana, dan dia akan memenuhi janji itu.   192:1.2 (2045.7) After the apostles had spent the afternoon and early evening of Thursday in waiting at the Zebedee home, Simon Peter suggested that they go fishing. When Peter proposed the fishing trip, all of the apostles decided to go along. All night they toiled with the nets but caught no fish. They did not much mind the failure to make a catch, for they had many interesting experiences to talk over, things which had so recently happened to them at Jerusalem. But when daylight came, they decided to return to Bethsaida. As they neared the shore, they saw someone on the beach, near the boat landing, standing by a fire. At first they thought it was John Mark, who had come down to welcome them back with their catch, but as they drew nearer the shore, they saw they were mistaken—the man was too tall for John. It had occurred to none of them that the person on the shore was the Master. They did not altogether understand why Jesus wanted to meet with them amidst the scenes of their earlier associations and out in the open in contact with nature, far away from the shut-in environment of Jerusalem with its tragic associations of fear, betrayal, and death. He had told them that, if they would go into Galilee, he would meet them there, and he was about to fulfill that promise.
192:1.3 (2046.1) Ketika mereka menjatuhkan jangkar dan bersiap untuk memasuki perahu kecil untuk pergi ke daratan, pria di pantai itu memanggil mereka, “Anak-anak, kalian sudah menangkap sesuatu?” Dan ketika mereka menjawab, “Tidak,” dia berbicara lagi. “Lemparkan jala di sisi kanan perahu, dan kalian akan mendapat ikan.” Meskipun mereka tidak tahu bahwa itu adalah Yesus yang telah menyuruh mereka, dengan sehati mereka melemparkan jaring seperti telah disuruhkan, dan segera jaring itu terisi, begitu banyak sehingga mereka hampir tidak dapat menariknya naik. Yohanes Zebedeus itu cepat tanggap, dan ketika ia melihat jaring yang sarat itu, ia merasa bahwa itu adalah Guru yang telah berbicara kepada mereka. Ketika pikiran ini muncul dalam benaknya, ia mencondongkan tubuh dan berbisik kepada Petrus: “Itu adalah Guru.” Petrus adalah selalu seorang dengan tindakan yang tanpa dipikir dan kecintaan yang terburu nafsu; jadi ketika Yohanes membisikkan ini di telinganya, ia dengan cepat bangun dan menceburkan dirinya ke dalam air agar ia dapat lebih cepat mencapai tempatnya Guru. Saudara-saudaranya mengikuti dekat di belakangnya, setelah datang ke darat dalam perahu kecil, sambil menarik jaring berisi ikan-ikan itu.   192:1.3 (2046.1) As they dropped anchor and prepared to enter the small boat for going ashore, the man on the beach called to them, “Lads, have you caught anything?” And when they answered, “No,” he spoke again. “Cast the net on the right side of the boat, and you will find fish.” While they did not know it was Jesus who had directed them, with one accord they cast in the net as they had been instructed, and immediately it was filled, so much so that they were hardly able to draw it up. Now, John Zebedee was quick of perception, and when he saw the heavy-laden net, he perceived that it was the Master who had spoken to them. When this thought came into his mind, he leaned over and whispered to Peter, “It is the Master.” Peter was ever a man of thoughtless action and impetuous devotion; so when John whispered this in his ear, he quickly arose and cast himself into the water that he might the sooner reach the Master’s side. His brethren came up close behind him, having come ashore in the small boat, hauling the net of fishes after them.
192:1.4 (2046.2) Pada saat ini Yohanes Markus muncul, dan melihat para rasul datang ke pantai dengan jaring yang sarat, ia berlari menyusuri pantai untuk menyambut mereka; dan ketika ia melihat sebelas orang bukan sepuluh, ia menduga bahwa orang yang belum dikenal itu adalah Yesus yang bangkit, dan saat sepuluh yang heran itu berdiri dengan diam, pemuda itu berlari kepada Guru dan sambil berlutut di kakinya, mengatakan, “Tuhanku dan Guruku.” Kemudian Yesus berbicara, tidak seperti dia lakukan di Yerusalem, ketika ia menyapa mereka dengan “Damai sejahtera atas kamu,” tetapi dalam nada biasa ia berbicara pada Yohanes Markus: “Ya, Yohanes, aku senang bertemu denganmu lagi dan di Galilea yang aman, dimana kita dapat bercakap-cakap dengan baik. Tinggallah bersama kami, Yohanes, dan makan sarapan.”   192:1.4 (2046.2) By this time John Mark was up and, seeing the apostles coming ashore with the heavy-laden net, ran down the beach to greet them; and when he saw eleven men instead of ten, he surmised that the unrecognized one was the risen Jesus, and as the astonished ten stood by in silence, the youth rushed up to the Master and, kneeling at his feet, said, “My Lord and my Master.” And then Jesus spoke, not as he had in Jerusalem, when he greeted them with “Peace be upon you,” but in commonplace tones he addressed John Mark: “Well, John, I am glad to see you again and in carefree Galilee, where we can have a good visit. Stay with us, John, and have breakfast.”
192:1.5 (2046.3) Saat Yesus berbicara dengan anak muda itu, sepuluh rasul itu begitu heran dan terkejut sehingga mereka lupa untuk menarik ikan dalam jaring itu ke pantai. Lalu berkatalah Yesus: “Bawalah ikan kalian dan siapkan beberapa untuk sarapan. Sudah ada api dan banyak roti.”   192:1.5 (2046.3) As Jesus talked with the young man, the ten were so astonished and surprised that they neglected to haul the net of fish in upon the beach. Now spoke Jesus: “Bring in your fish and prepare some for breakfast. Already we have the fire and much bread.”
192:1.6 (2046.4) Meskipun Yohanes Markus telah memberikan penghormatan kepada Guru, Petrus sejenak dikejutkan saat melihat bara api membara di sana di pantai; adegan itu mengingatkannya begitu gamblang pada api arang tengah malam di halaman rumah Hanas, dimana ia telah tidak mengakui Guru, tapi ia membuang pikiran itu dan sambil berlutut di kaki Guru, berseru, “Tuhanku dan Guruku!”   192:1.6 (2046.4) While John Mark had paid homage to the Master, Peter had for a moment been shocked at the sight of the coals of fire glowing there on the beach; the scene reminded him so vividly of the midnight fire of charcoal in the courtyard of Annas, where he had disowned the Master, but he shook himself and, kneeling at the Master’s feet, exclaimed, “My Lord and my Master!”
192:1.7 (2046.5) Petrus kemudian bergabung dengan rekan-rekannya sementara mereka menarik jaring. Setelah mereka mendaratkan tangkapan mereka, mereka menghitung ikan, dan ada 153 ikan yang besar. Dan lagi kesalahan dibuat dengan menyebut ini sebagai tangkapan ikan mujizat yang lain. Tidak ada keajaiban yang terkait dengan episode ini. Semata-mata hanyalah penggunaan prapengetahuan Guru. Dia tahu ikan itu ada di sana dan sesuai dengan itu menyuruh para rasul ke mana melempar jaring.   192:1.7 (2046.5) Peter then joined his comrades as they hauled in the net. When they had landed their catch, they counted the fish, and there were 153 large ones. And again was the mistake made of calling this another miraculous catch of fish. There was no miracle connected with this episode. It was merely an exercise of the Master’s preknowledge. He knew the fish were there and accordingly directed the apostles where to cast the net.
192:1.8 (2047.1) Yesus berbicara kepada mereka, mengatakan: “Marilah, kalian semua, untuk sarapan. Bahkan si kembar harus duduk sementara aku bercakap-cakap dengan kalian; Yohanes Markus akan mempersiapkan ikan.” Yohanes Markus membawa tujuh ikan berukuran besar, yang Guru taruh di atas api, dan setelah matang, anak muda itu menyajikannya kepada kesepuluhnya. Kemudian Yesus memecahkan roti dan menyerahkannya kepada Yohanes, yang pada gilirannya menyajikannya kepada para rasul yang lapar. Setelah mereka semua telah dilayani, Yesus menyuruh Yohanes Markus duduk sementara dia sendiri menyajikan ikan dan roti pada anak muda itu. Dan sementara mereka makan, Yesus berbincang-bincang dengan mereka dan menceritakan ulang banyak pengalaman mereka di Galilea dan di tepian danau ini.   192:1.8 (2047.1) Jesus spoke to them, saying: “Come now, all of you, to breakfast. Even the twins should sit down while I visit with you; John Mark will dress the fish.” John Mark brought seven good-sized fish, which the Master put on the fire, and when they were cooked, the lad served them to the ten. Then Jesus broke the bread and handed it to John, who in turn served it to the hungry apostles. When they had all been served, Jesus bade John Mark sit down while he himself served the fish and the bread to the lad. And as they ate, Jesus visited with them and recounted their many experiences in Galilee and by this very lake.
192:1.9 (2047.2) Ini adalah ketiga kalinya Yesus memanifestasikan dirinya kepada para rasul sebagai sebuah kelompok. Ketika Yesus pertama kali berbicara kepada mereka, menanyakan apakah mereka memiliki ikan, mereka tidak menduga siapa dia karena hal itu adalah pengalaman yang umum bagi para nelayan tersebut di Laut Galilea, ketika mereka datang ke darat, untuk disapa seperti itu oleh para pedagang ikan dari Tarichea, yang biasanya sudah siap untuk membeli hasil tangkapan segar itu untuk usaha-usaha pengeringan.   192:1.9 (2047.2) This was the third time Jesus had manifested himself to the apostles as a group. When Jesus first addressed them, asking if they had any fish, they did not suspect who he was because it was a common experience for these fishermen on the Sea of Galilee, when they came ashore, to be thus accosted by the fish merchants of Tarichea, who were usually on hand to buy the fresh catches for the drying establishments.
192:1.10 (2047.3) Yesus bercakap-cakap dengan sepuluh rasul dan Yohanes Markus selama lebih dari satu jam, dan kemudian dia berjalan kesana-kemari di pantai, berbicara dengan mereka berdua-dua—tapi bukan dengan pasangan yang sama yang pertama dia kirim bersama-sama untuk mengajar. Seluruh sebelas para rasul telah kembali dari Yerusalem bersama-sama, tapi Simon Zelot menjadi semakin remuk hati saat mereka mendekati Galilea, sehingga, ketika mereka mencapai Betsaida, ia meninggalkan saudara-saudaranya dan kembali ke rumahnya.   192:1.10 (2047.3) Jesus visited with the ten apostles and John Mark for more than an hour, and then he walked up and down the beach, talking with them two and two—but not the same couples he had at first sent out together to teach. All eleven of the apostles had come down from Jerusalem together, but Simon Zelotes grew more and more despondent as they drew near Galilee, so that, when they reached Bethsaida, he forsook his brethren and returned to his home.
192:1.11 (2047.4) Sebelum berpamitan dari mereka pagi ini, Yesus menyuruh agar dua dari para rasul akan menjadi relawan untuk pergi kepada Simon Zelot dan membawanya kembali hari itu juga. Dan Petrus dan Andreas berbuat seperti itu.   192:1.11 (2047.4) Before taking leave of them this morning, Jesus directed that two of the apostles should volunteer to go to Simon Zelotes and bring him back that very day. And Peter and Andrew did so.
2. Bercakap-cakap dengan para Rasul Berdua-dua ^top   2. Visiting with the Apostles Two and Two ^top
192:2.1 (2047.5) Setelah mereka selesai sarapan, dan sementara yang lain duduk dekat api, Yesus memberi isyarat kepada Petrus dan Yohanes agar mereka bersama dia untuk berjalan-jalan di pantai. Saat mereka berjalan bersama, Yesus berkata kepada Yohanes, “Yohanes, apakah kamu mengasihi aku?” Dan ketika Yohanes menjawab, “Ya, Guru, dengan sepenuh hatiku,” kata Guru: “Maka, Yohanes, tinggalkan intoleransimu dan belajarlah untuk mengasihi orang-orang seperti aku telah mengasihi kamu. Abdikan hidupmu untuk membuktikan bahwa kasih adalah hal yang terbesar dalam dunia. Adalah kasih Tuhan itu yang mendorong manusia untuk mencari keselamatan. Kasih adalah asal-usul semua kebaikan rohani, intisari yang benar dan yang indah.”   192:2.1 (2047.5) When they had finished breakfast, and while the others sat by the fire, Jesus beckoned to Peter and to John that they should come with him for a stroll on the beach. As they walked along, Jesus said to John, “John, do you love me?” And when John answered, “Yes, Master, with all my heart,” the Master said: “Then, John, give up your intolerance and learn to love men as I have loved you. Devote your life to proving that love is the greatest thing in the world. It is the love of God that impels men to seek salvation. Love is the ancestor of all spiritual goodness, the essence of the true and the beautiful.”
192:2.2 (2047.6) Kemudian Yesus berpaling ke arah Petrus dan bertanya, “Petrus, apakah kamu mengasihi aku?” Petrus menjawab, “Tuhan, engkau tahu aku mengasihimu dengan segenap jiwaku.” Maka kata Yesus: “Jikalau kamu mengasihi aku, Petrus, berilah makan domba-dombaku. Jangan lupa untuk melayani yang lemah, yang miskin, dan yang muda. Beritakan injil tanpa rasa takut atau pilih-pilih; ingatlah selalu bahwa Tuhan tidak pilih kasih. Layani manusia sesamamu seperti aku telah melayani kamu; ampunilah manusia sesamamu seperti aku telah mengampuni kamu. Biarlah pengalaman mengajari kamu nilai dari meditasi dan kuasa dari perenungan yang cerdas.”   192:2.2 (2047.6) Jesus then turned toward Peter and asked, “Peter, do you love me?” Peter answered, “Lord, you know I love you with all my soul.” Then said Jesus: “If you love me, Peter, feed my lambs. Do not neglect to minister to the weak, the poor, and the young. Preach the gospel without fear or favor; remember always that God is no respecter of persons. Serve your fellow men even as I have served you; forgive your fellow mortals even as I have forgiven you. Let experience teach you the value of meditation and the power of intelligent reflection.”
192:2.3 (2047.7) Setelah mereka berjalan bersama agak lebih jauh, Guru berpaling kepada Petrus dan bertanya, “Petrus, apakah kamu benar-benar mengasihi aku?” Dan kemudian kata Simon, “Ya, Tuhan, engkau tahu bahwa aku mengasihi engkau.” Dan lagi kata Yesus: "Maka rawatlah dengan baik domba-dombaku. Jadilah gembala yang baik dan benar untuk kawanan itu. Jangan khianati kepercayaan mereka kepadamu. Janganlah jatuh tiba-tiba ke tangannya musuh. Waspadalah setiap saat—berjaga dan berdoa.”   192:2.3 (2047.7) After they had walked along a little farther, the Master turned to Peter and asked, “Peter, do you really love me?” And then said Simon, “Yes, Lord, you know that I love you.” And again said Jesus: “Then take good care of my sheep. Be a good and a true shepherd to the flock. Betray not their confidence in you. Be not taken by surprise at the enemy’s hand. Be on guard at all times—watch and pray.”
192:2.4 (2047.8) Setelah mereka berjalan beberapa langkah lebih jauh, Yesus berpaling kepada Petrus dan, untuk ketiga kalinya, bertanya, “Petrus apakah kamu mengasihi aku?” Dan kemudian Petrus, menjadi agak sedih karena Guru tampaknya tidak percaya kepadanya, berkata dengan perasaan yang sungguh-sungguh, “Tuhan, engkau tahu segala sesuatu, dan oleh karena itu engkau tahu bahwa aku benar-benar dan sungguh-sungguh mengasihimu.” Maka kata Yesus: “Berilah makan domba-dombaku. Jangan meninggalkan kawanan. Jadilah contoh dan ilham bagi semua gembala-gembala rekanmu. Kasihilah kawanan itu seperti aku telah mengasihi kamu dan abdikan dirimu untuk kesejahteraan mereka seperti aku telah mengabdikan hidupku untuk kesejahteraanmu. Dan ikutilah aku bahkan hingga akhirnya.”   192:2.4 (2047.8) When they had gone a few steps farther, Jesus turned to Peter and, for the third time, asked, “Peter, do you truly love me?” And then Peter, being slightly grieved at the Master’s seeming distrust of him, said with considerable feeling, “Lord, you know all things, and therefore do you know that I really and truly love you.” Then said Jesus: “Feed my sheep. Do not forsake the flock. Be an example and an inspiration to all your fellow shepherds. Love the flock as I have loved you and devote yourself to their welfare even as I have devoted my life to your welfare. And follow after me even to the end.”
192:2.5 (2048.1) Petrus mengambil pernyataan terakhir ini secara harfiah—bahwa dia akan terus mengikutinya—dan sambil berpaling kepada Yesus, ia menunjuk pada Yohanes, bertanya, “Jika aku terus mengikuti engkau, apa yang harus orang ini lakukan?” Dan kemudian, memahami bahwa Peter telah salah mengerti kata-katanya, Yesus berkata: “Petrus, tidak usah peduli tentang apa yang harus dilakukan saudara-saudaramu. Jika aku kehendaki bahwa Yohanes harus menunggu setelah kamu pergi, bahkan sampai aku datang kembali, apa urusannya denganmu? Pastikan saja bahwa kamu mengikuti aku.”   192:2.5 (2048.1) Peter took this last statement literally—that he should continue to follow after him—and turning to Jesus, he pointed to John, asking, “If I follow on after you, what shall this man do?” And then, perceiving that Peter had misunderstood his words, Jesus said: “Peter, be not concerned about what your brethren shall do. If I will that John should tarry after you are gone, even until I come back, what is that to you? Only make sure that you follow me.”
192:2.6 (2048.2) Komentar ini menyebar di antara saudara-saudara dan diterima sebagai pernyataan oleh Yesus bahwa Yohanes tidak akan mati sebelum Guru kembali, seperti yang banyak dipikirkan dan diharapkan, untuk mendirikan kerajaan dalam kuasa dan kemuliaan. Penafsiran tentang apa yang Yesus katakan inilah yang banyak berpengaruh membuat Simon Zelot kembali ke pelayanan, dan menjaga dia tetap bekerja.   192:2.6 (2048.2) This remark spread among the brethren and was received as a statement by Jesus to the effect that John would not die before the Master returned, as many thought and hoped, to establish the kingdom in power and glory. It was this interpretation of what Jesus said that had much to do with getting Simon Zelotes back into service, and keeping him at work.
192:2.7 (2048.3) Setelah mereka kembali kepada yang lain, Yesus pergi berjalan-jalan dan berbicara dengan Andreas dan Yakobus. Setelah mereka pergi tidak jauh, Yesus berkata kepada Andreas, “Andreas, apakah kamu mempercayai aku?” Dan ketika mantan kepala para rasul itu mendengar Yesus mengajukan pertanyaan seperti itu, ia berhenti dan menjawab, “Ya, Guru, pasti aku mempercayai engkau, dan engkau tahu apa yang aku lakukan.” Maka kata Yesus: “Andreas, jika kamu percaya padaku, percayailah saudara-saudaramu lebih lagi—Petrus juga. Aku pernah mempercayakan kepadamu kepemimpinan saudara-saudaramu. Sekarang kamu harus mempercayai yang lain saat aku meninggalkanmu untuk pergi kepada Bapa. Ketika saudara-saudaramu mulai tersebar kemana-mana karena penganiayaan yang keras, jadilah penasihat yang penuh perhatian dan bijaksana kepada Yakobus, saudara kandungku ketika mereka menempatkan beban berat pada dirinya padahal ia belum memenuhi syarat oleh pengalaman untuk memikulnya. Dan kemudian teruslah mempercayai, sebab aku tidak akan meninggalkanmu. Ketika kamu selesai di bumi, kamu akan datang kepadaku.”   192:2.7 (2048.3) When they returned to the others, Jesus went for a walk and talk with Andrew and James. When they had gone a short distance, Jesus said to Andrew, “Andrew, do you trust me?” And when the former chief of the apostles heard Jesus ask such a question, he stood still and answered, “Yes, Master, of a certainty I trust you, and you know that I do.” Then said Jesus: “Andrew, if you trust me, trust your brethren more—even Peter. I once trusted you with the leadership of your brethren. Now must you trust others as I leave you to go to the Father. When your brethren begin to scatter abroad because of bitter persecutions, be a considerate and wise counselor to James my brother in the flesh when they put heavy burdens upon him which he is not qualified by experience to bear. And then go on trusting, for I will not fail you. When you are through on earth, you shall come to me.”
192:2.8 (2048.4) Maka Yesus berpaling kepada Yakobus, bertanya, “Yakobus, apakah kamu mempercayai aku?” Dan tentu saja Yakobus menjawab, “Ya, Guru, aku mempercayai engkau dengan sepenuh hatiku.” Maka kata Yesus: ”Yakobus, jika kamu lebih mempercayai aku, kamu akan kurang tidak sabar pada saudara-saudaramu. Jika kamu mau mempercayai aku, hal itu akan membantumu untuk bersikap ramah kepada persaudaraan orang percaya. Belajarlah untuk menimbang dampak dari perkataan dan perbuatanmu. Ingatlah bahwa menuai itu adalah sesuai apa yang ditabur. Berdoalah untuk ketenangan roh dan pupuklah kesabaran. Kasih karunia ini, dengan iman yang hidup, akan mendukung kamu ketika waktunya datang untuk minum cawan pengorbanan. Tapi jangan pernah gentar; bila kamu selesai di bumi, kamu juga akan datang untuk bersama aku.”   192:2.8 (2048.4) Then Jesus turned to James, asking, “James, do you trust me?” And of course James replied, “Yes, Master, I trust you with all my heart.” Then said Jesus: “James, if you trust me more, you will be less impatient with your brethren. If you will trust me, it will help you to be kind to the brotherhood of believers. Learn to weigh the consequences of your sayings and your doings. Remember that the reaping is in accordance with the sowing. Pray for tranquillity of spirit and cultivate patience. These graces, with living faith, shall sustain you when the hour comes to drink the cup of sacrifice. But never be dismayed; when you are through on earth, you shall also come to be with me.”
192:2.9 (2048.5) Yesus selanjutnya berbicara dengan Tomas dan Natanael. Katanya kepada Tomas, “Tomas, apakah kamu melayani aku?” Tomas menjawab, “Ya, Tuhan, aku melayani engkau sekarang dan selalu.” Maka kata Yesus: “Jika kamu mau melayani aku, layanilah saudara-saudaraku dalam daging seperti aku pun telah melayani kamu. Dan janganlah jemu dalam perbuatan baik ini tapi tetap bertahan sebagai orang yang telah diurapi oleh Tuhan untuk pelayanan kasih ini. Bila kamu telah menyelesaikan pelayananmu dengan aku di bumi, kamu akan melayani dengan aku dalam kemuliaan. Tomas, kamu harus berhenti meragukan; kamu harus bertumbuh dalam iman dan pengetahuan tentang kebenaran. Percayalah kepada Tuhan seperti anak-anak tapi berhentilah bertindak begitu kekanak-kanakan seperti itu. Milikilah keberanian; jadilah kuat dalam iman dan perkasa dalam kerajaan Tuhan.”   192:2.9 (2048.5) Jesus next talked with Thomas and Nathaniel. Said he to Thomas, “Thomas, do you serve me?” Thomas replied, “Yes, Lord, I serve you now and always.” Then said Jesus: “If you would serve me, serve my brethren in the flesh even as I have served you. And be not weary in this well-doing but persevere as one who has been ordained by God for this service of love. When you have finished your service with me on earth, you shall serve with me in glory. Thomas, you must cease doubting; you must grow in faith and the knowledge of truth. Believe in God like a child but cease to act so childishly. Have courage; be strong in faith and mighty in the kingdom of God.”
192:2.10 (2049.1) Lalu kata Guru pada Natanael, “Natanael, apakah kamu melayaniku?” Dan sang rasul menjawab, “Ya, Guru, dan dengan kasih sayang yang tak terbagi.” Maka kata Yesus: “Karena itu, jika kamu melayani aku dengan sepenuh hati, pastikan bahwa kamu mengabdikan diri untuk kesejahteraan saudara-saudaraku di bumi dengan kasih sayang yang tak kenal lelah. Campurkan persahabatan dengan nasihatmu dan tambahkan kasih pada filosofimu. Layanilah manusia sesamamu seperti aku telah melayani kamu. Jadilah setia kepada orang-orang seperti aku telah menjaga kamu. Jangan terlalu kritis; harapkan lebih sedikit dari orang-orang dan dengan demikian mengurangi taraf kekecewaanmu. Dan ketika pekerjaan di bawah sini selesai, kamu akan melayani bersamaku di tempat tinggi.”   192:2.10 (2049.1) Then said the Master to Nathaniel, “Nathaniel, do you serve me?” And the apostle answered, “Yes, Master, and with an undivided affection.” Then said Jesus: “If, therefore, you serve me with a whole heart, make sure that you are devoted to the welfare of my brethren on earth with tireless affection. Admix friendship with your counsel and add love to your philosophy. Serve your fellow men even as I have served you. Be faithful to men as I have watched over you. Be less critical; expect less of some men and thereby lessen the extent of your disappointment. And when the work down here is over, you shall serve with me on high.”
192:2.11 (2049.2) Setelah ini Guru berbicara dengan Matius dan Filipus. Kepada Filipus dia berkata, “Filipus, apakah kamu menaati aku?” Jawab Filipus, “Ya, Tuhan, aku akan menaati engkau bahkan dengan hidupku.” Maka kata Yesus: “Jika kamu mau taat kepadaku, pergilah ke negeri-negeri bangsa-bangsa kafir dan beritakan injil ini. Para nabi telah memberitahukan kamu bahwa menaati itu lebih baik dari berkorban. Oleh iman kamu telah menjadi anak kerajaan yang kenal Tuhan. Hanya ada satu hukum untuk dipatuhi—bahwa itu adalah perintah untuk pergi memberitakan injil kerajaan. Berhentilah takut pada manusia; jadilah berani untuk memberitakan kabar baik hidup kekal itu kepada rekan-rekanmu yang merana dalam kegelapan dan lapar untuk terang kebenaran. Jangan lagi, Filipus, kamu sibuk sendiri dengan uang dan barang-barang. Sekarang kamu bebas untuk memberitakan kabar gembira itu sama seperti saudara-saudaramu. Dan aku akan pergi mendahului kamu dan bersama kamu bahkan sampai akhirnya.”   192:2.11 (2049.2) After this the Master talked with Matthew and Philip. To Philip he said, “Philip, do you obey me?” Philip answered, “Yes, Lord, I will obey you even with my life.” Then said Jesus: “If you would obey me, go then into the lands of the gentiles and proclaim this gospel. The prophets have told you that to obey is better than to sacrifice. By faith have you become a God-knowing kingdom son. There is but one law to obey—that is the command to go forth proclaiming the gospel of the kingdom. Cease to fear men; be unafraid to preach the good news of eternal life to your fellows who languish in darkness and hunger for the light of truth. No more, Philip, shall you busy yourself with money and goods. You now are free to preach the glad tidings just as are your brethren. And I will go before you and be with you even to the end.”
192:2.12 (2049.3) Dan kemudian, berbicara kepada Matius, Guru bertanya, “Matius, apakah kamu di dalam hatimu menaati aku?” Matius menjawab, “Ya, Tuhan, aku sepenuhnya berbakti untuk melakukan kehendakmu.” Maka kata Guru: “Matius, jika kamu mau menaati aku, pergilah untuk mengajar semua bangsa injil kerajaan ini. Tidak lagi kamu akan melayani saudara-saudaramu hal-hal kehidupan yang jasmani; selanjutnya kamu juga akan memberitakan kabar baik tentang keselamatan rohani. Mulai sekarang milikilah tujuan tunggal hanya untuk menaati tugasmu untuk memberitakan injil tentang kerajaannya Bapa ini. Seperti aku telah melakukan kehendak Bapa di bumi, demikian pula aku akan memenuhi tugas ilahi. Ingatlah, baik orang Yahudi dan kafir adalah saudara-saudaramu. Jangan takut siapapun ketika kamu memberitakan kebenaran injil yang menyelamatkan tentang kerajaan surga itu. Dan kemana aku pergi, kamu akan segera ke sana.”   192:2.12 (2049.3) And then, speaking to Matthew, the Master asked, “Matthew, do you have it in your heart to obey me?” Matthew answered, “Yes, Lord, I am fully dedicated to doing your will.” Then said the Master: “Matthew, if you would obey me, go forth to teach all peoples this gospel of the kingdom. No longer will you serve your brethren the material things of life; henceforth you are also to proclaim the good news of spiritual salvation. From now on have an eye single only to obeying your commission to preach this gospel of the Father’s kingdom. As I have done the Father’s will on earth, so shall you fulfill the divine commission. Remember, both Jew and gentile are your brethren. Fear no man when you proclaim the saving truths of the gospel of the kingdom of heaven. And where I go, you shall presently come.”
192:2.13 (2049.4) Lalu ia berjalan dan berbicara dengan kembar Alfeus, Yakobus dan Yudas, dan berbicara kepada mereka berdua, ia bertanya, “Yakobus dan Yudas, apakah kamu percaya padaku?” Dan ketika mereka berdua menjawab, “Ya, Guru, kami percaya,” dia berkata: "Aku akan segera meninggalkan kalian. Kalian lihat bahwa aku telah meninggalkan kalian dalam daging. Aku menunggu hanya dalam waktu singkat dalam wujud ini sebelum aku pergi kepada Bapaku. Kalian percaya padaku—kalian adalah rasul-rasulku dan kalian akan tetap begitu. Teruskan percaya dan mengingat hubungan kerja kalian dengan aku, ketika aku pergi, dan setelah kalian telah, barangkali, kembali ke pekerjaan yang kalian biasa kerjakan sebelum kalian datang untuk hidup denganku. Jangan pernah membiarkan perubahan dalam pekerjaan luarmu untuk mempengaruhi kesetiaanmu. Berimanlah kepada Tuhan hingga akhir hari-hari kalian di bumi. Jangan pernah lupa bahwa, bila kalian adalah anak imani Tuhan, semua pekerjaan yang jujur di dunia adalah suci. Tidak ada yang anak Tuhan lakukan yang hanya biasa-biasa saja. Lakukan pekerjaan kalian, karena itu, dari saat itu, seperti untuk Tuhan. Dan bila kalian selesai di dunia ini, aku punya dunia-dunia yang lain dan lebih baik dimana kalian akan bekerja juga untukku. Dan dalam semua pekerjaan ini, di dunia ini dan di dunia-dunia lain, aku akan bekerja dengan kalian, dan rohku akan tinggal di dalam kalian.”   192:2.13 (2049.4) Then he walked and talked with the Alpheus twins, James and Judas, and speaking to both of them, he asked, “James and Judas, do you believe in me?” And when they both answered, “Yes, Master, we do believe,” he said: “I will soon leave you. You see that I have already left you in the flesh. I tarry only a short time in this form before I go to my Father. You believe in me—you are my apostles, and you always will be. Go on believing and remembering your association with me, when I am gone, and after you have, perchance, returned to the work you used to do before you came to live with me. Never allow a change in your outward work to influence your allegiance. Have faith in God to the end of your days on earth. Never forget that, when you are a faith son of God, all upright work of the realm is sacred. Nothing which a son of God does can be common. Do your work, therefore, from this time on, as for God. And when you are through on this world, I have other and better worlds where you shall likewise work for me. And in all of this work, on this world and on other worlds, I will work with you, and my spirit shall dwell within you.”
192:2.14 (2049.5) Sudah hampir jam sepuluh ketika Yesus kembali dari percakapannya dengan kembar Alfeus, dan saat dia meninggalkan para rasul, dia berkata: “Selamat tinggal, sampai aku bertemu dengan kamu semua di gunung pentahbisan kamu besok pada tengah hari.” Setelah dia berbicara demikian, dia menghilang dari pandangan mereka.   192:2.14 (2049.5) It was almost ten o’clock when Jesus returned from his visit with the Alpheus twins, and as he left the apostles, he said: “Farewell, until I meet you all on the mount of your ordination tomorrow at noontime.” When he had thus spoken, he vanished from their sight.
3. Di Bukit Pentahbisan ^top   3. On the Mount of Ordination ^top
192:3.1 (2050.1) Pada siang hari Sabtu, 22 April, sebelas rasul berkumpul sesuai janji di atas bukit dekat Kapernaum, dan Yesus tampak di antara mereka. Pertemuan ini terjadi di atas gunung yang sama dimana Guru telah memisahkan mereka sebagai rasul-rasulnya dan sebagai duta-duta kerajaan Bapa di bumi. Dan ini adalah manifestasi morontia Guru yang keempat belas.   192:3.1 (2050.1) At noon on Saturday, April 22, the eleven apostles assembled by appointment on the hill near Capernaum, and Jesus appeared among them. This meeting occurred on the very mount where the Master had set them apart as his apostles and as ambassadors of the Father’s kingdom on earth. And this was the Master’s fourteenth morontia manifestation.
192:3.2 (2050.2) Pada saat ini sebelas rasul berlutut dalam lingkaran sekitar Guru dan mendengar dia mengulangi tugas-tugas itu dan melihatnya kembali memberlakukan adegan pentahbisan seperti halnya ketika mereka pertama dipisahkan untuk pekerjaan khusus bagi kerajaan. Dan semua ini bagi mereka seperti ingatan dari konsekrasi sebelumnya mereka pada layanan Bapa, kecuali doanya Guru. Ketika Guru—Yesus morontia—sekarang berdoa, doa itu dengan nada-nada keagungan dan dengan kata-kata kuasa begitu rupa yang para rasul tidak pernah dengar sebelumnya. Guru mereka sekarang berbicara dengan para penguasa alam semesta sebagai dia, yang dalam alam semestanya sendiri, telah memiliki semua kuasa dan wewenang diserahkan ke tangannya. Dan sebelas orang ini tidak pernah lupa pengalaman dedikasi ulang morontia terhadap ikrar-ikrar sebelumnya sebagai duta. Guru menghabiskan hanya satu jam di gunung ini dengan duta-duta utusannya, dan setelah dia mengadakan perpisahan mengharukan dari mereka, dia menghilang dari pandangan mereka.   192:3.2 (2050.2) At this time the eleven apostles knelt in a circle about the Master and heard him repeat the charges and saw him re-enact the ordination scene even as when they were first set apart for the special work of the kingdom. And all of this was to them as a memory of their former consecration to the Father’s service, except the Master’s prayer. When the Master—the morontia Jesus—now prayed, it was in tones of majesty and with words of power such as the apostles had never before heard. Their Master now spoke with the rulers of the universes as one who, in his own universe, had had all power and authority committed to his hand. And these eleven men never forgot this experience of the morontia rededication to the former pledges of ambassadorship. The Master spent just one hour on this mount with his ambassadors, and when he had taken an affectionate farewell of them, he vanished from their sight.
192:3.3 (2050.3) Tidak ada yang melihat Yesus selama seminggu penuh. Para rasul benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu apakah Guru telah pergi kepada Bapa atau belum. Dalam keadaan ketidakpastian ini mereka menunggu di Betsaida. Mereka takut pergi menangkap ikan karena jangan-jangan dia datang untuk mengunjungi mereka dan mereka tidak melihat dia. Selama satu minggu penuh ini Yesus sibuk dengan para makhluk morontia di bumi dan dengan urusan-urusan transisi morontia yang dia alami di dunia ini.   192:3.3 (2050.3) And no one saw Jesus for a full week. The apostles really had no idea what to do, not knowing whether the Master had gone to the Father. In this state of uncertainty they tarried at Bethsaida. They were afraid to go fishing lest he come to visit them and they miss seeing him. During this entire week Jesus was occupied with the morontia creatures on earth and with the affairs of the morontia transition which he was experiencing on this world.
4. Pertemuan di Sisi Danau ^top   4. The Lakeside Gathering ^top
192:4.1 (2050.4) Kabar tentang penampakan-penampakan Yesus menyebar ke seluruh Galilea, dan setiap hari semakin banyak orang percaya datang ke rumah Zebedeus untuk menanyakan tentang kebangkitan Guru dan untuk mengetahui kebenaran tentang kabar penampakan-penampakan yang terkenal ini. Petrus, pada awal minggu, menyebarkan berita bahwa sebuah pertemuan publik akan diselenggarakan di tepi danau pada hari Sabat berikutnya pada pukul tiga sore.   192:4.1 (2050.4) Word of the appearances of Jesus was spreading throughout Galilee, and every day increasing numbers of believers arrived at the Zebedee home to inquire about the Master’s resurrection and to find out the truth about these reputed appearances. Peter, early in the week, sent out word that a public meeting would be held by the seaside the next Sabbath at three o’clock in the afternoon.
192:4.2 (2050.5) Oleh karena itu, pada hari Sabtu, 29 April, pada pukul tiga, lebih dari lima ratus orang percaya dari sekitar Kapernaum berkumpul di Betsaida untuk mendengar Petrus menyampaikan khotbah publik pertamanya sejak kebangkitan. Rasul itu berada pada keadaan terbaiknya, dan setelah ia menyelesaikan ceramahnya yang menarik itu, sedikit dari para pendengarnya yang masih meragukan bahwa Guru telah bangkit dari kematian.   192:4.2 (2050.5) Accordingly, on Saturday, April 29, at three o’clock, more than five hundred believers from the environs of Capernaum assembled at Bethsaida to hear Peter preach his first public sermon since the resurrection. The apostle was at his best, and after he had finished his appealing discourse, few of his hearers doubted that the Master had risen from the dead.
192:4.3 (2050.6) Petrus mengakhiri khotbahnya, mengatakan: “Kami menegaskan bahwa Yesus dari Nazaret itu tidak mati; kami menyatakan bahwa ia telah bangkit dari kubur; kami beritakan bahwa kami telah melihat dia dan berbicara dengan dia.” Baru saja ia selesai membuat deklarasi iman ini, ada di sisinya, dalam pandangan penuh semua orang-orang ini, Guru muncul dalam wujud morontia dan, berbicara kepada mereka dalam aksen yang mereka kenal, mengatakan, “Damai sejahtera atas kamu, dan damai sejahteraku kutinggalkan bagi kamu.” Setelah dia menampakkan diri dan berbicara seperti itu kepada mereka, dia menghilang dari pandangan mereka. Ini adalah manifestasi morontia kelima belas dari Yesus yang bangkit.   192:4.3 (2050.6) Peter ended his sermon, saying: “We affirm that Jesus of Nazareth is not dead; we declare that he has risen from the tomb; we proclaim that we have seen him and talked with him.” Just as he finished making this declaration of faith, there by his side, in full view of all these people, the Master appeared in morontia form and, speaking to them in familiar accents, said, “Peace be upon you, and my peace I leave with you.” When he had thus appeared and had so spoken to them, he vanished from their sight. This was the fifteenth morontia manifestation of the risen Jesus.
192:4.4 (2051.1) Karena hal-hal tertentu yang dikatakan kepada sebelas rasul sementara mereka berada dalam pertemuan dengan Guru pada gunung pentahbisan, para rasul menerima kesan bahwa Guru mereka saat ini akan segera membuat penampakan publik di depan sekelompok orang percaya Galilea, dan bahwa, setelah dia berbuat demikian, mereka harus kembali ke Yerusalem. Oleh karena itu, pagi keesokan harinya, Minggu 30 April sebelas rasul meninggalkan Betsaida ke Yerusalem. Mereka banyak mengajar dan berkhotbah dalam perjalanan menuruni sungai Yordan, sehingga mereka baru mencapai rumah keluarga Markus di Yerusalem larut malam pada hari Rabu, 3 Mei.   192:4.4 (2051.1) Because of certain things said to the eleven while they were in conference with the Master on the mount of ordination, the apostles received the impression that their Master would presently make a public appearance before a group of the Galilean believers, and that, after he had done so, they were to return to Jerusalem. Accordingly, early the next day, Sunday, April 30, the eleven left Bethsaida for Jerusalem. They did considerable teaching and preaching on the way down the Jordan, so that they did not arrive at the home of the Marks in Jerusalem until late on Wednesday, May 3.
192:4.5 (2051.2) Ini adalah kepulangan ke rumah yang sedih bagi Yohanes Markus. Hanya beberapa jam sebelum ia mencapai rumah, ayahnya, Markus Elia, tiba-tiba meninggal karena pendarahan dalam otak. Meskipun pemikiran tentang kepastian kebangkitan orang mati berbuat banyak untuk menghibur para rasul dalam kesedihan mereka, pada saat yang sama mereka benar-benar berduka karena kehilangan teman baik mereka, yang telah menjadi pendukung teguh mereka bahkan dalam masa-masa sulit dan kekecewaan yang besar. Yohanes Markus melakukan semua yang ia bisa untuk menghibur ibunya dan, berbicara atas nama dia, mengundang para rasul untuk terus membuat rumah ibunya menjadi rumah mereka. Dan sebelas membuat ruang atas ini markas mereka sampai setelah hari Pentakosta.   192:4.5 (2051.2) This was a sad home-coming for John Mark. Just a few hours before he reached home, his father, Elijah Mark, suddenly died from a hemorrhage in the brain. Although the thought of the certainty of the resurrection of the dead did much to comfort the apostles in their grief, at the same time they truly mourned the loss of their good friend, who had been their stanch supporter even in the times of great trouble and disappointment. John Mark did all he could to comfort his mother and, speaking for her, invited the apostles to continue to make their home at her house. And the eleven made this upper chamber their headquarters until after the day of Pentecost.
192:4.6 (2051.3) Para rasul telah dengan sengaja memasuki Yerusalem setelah malam tiba agar mereka tidak dapat terlihat oleh pihak berwenang Yahudi. Mereka juga tidak muncul secara terbuka sehubungan dengan pemakaman Elia Markus. Sepanjang hari berikutnya mereka tetap di persembunyian yang tenang di ruang atas yang penuh kisah peristiwa ini.   192:4.6 (2051.3) The apostles had purposely entered Jerusalem after nightfall that they might not be seen by the Jewish authorities. Neither did they publicly appear in connection with the funeral of Elijah Mark. All the next day they remained in quiet seclusion in this eventful upper chamber.
192:4.7 (2051.4) Pada Kamis malam para rasul mengadakan pertemuan indah dalam ruang atas ini dan semua berjanji untuk pergi dalam pemberitaan publik injil baru tentang Tuhan yang dibangkitkan kecuali Tomas, Simon Zelot, dan kembar Alfeus. Sudah mulai langkah pertama mengubah injil kerajaan—manusia sebagai anak Tuhan dan persaudaraan manusia—menjadi proklamasi tentang kebangkitan Yesus. Natanael menentang pergeseran bobot pesan publik mereka ini, tapi ia tidak bisa mengalahkan kefasihan bicara Petrus, tidak bisa pula ia mengatasi antusiasme para murid, terutama para wanita yang percaya.   192:4.7 (2051.4) On Thursday night the apostles had a wonderful meeting in this upper chamber and all pledged themselves to go forth in the public preaching of the new gospel of the risen Lord except Thomas, Simon Zelotes, and the Alpheus twins. Already had begun the first steps of changing the gospel of the kingdom—sonship with God and brotherhood with man—into the proclamation of the resurrection of Jesus. Nathaniel opposed this shift in the burden of their public message, but he could not withstand Peter’s eloquence, neither could he overcome the enthusiasm of the disciples, especially the women believers.
192:4.8 (2051.5) Demikianlah, di bawah kepemimpinan yang kuat dari Petrus dan sebelum Guru naik kepada Bapa, utusan-utusannya yang bermaksud baik itu memulai proses halus secara bertahap dan pasti mengubah agamanya Yesus menjadi bentuk agama yang baru dan diubah tentang Yesus.   192:4.8 (2051.5) And so, under the vigorous leadership of Peter and ere the Master ascended to the Father, his well-meaning representatives began that subtle process of gradually and certainly changing the religion of Jesus into a new and modified form of religion about Jesus.